Dalam komunitas sekolah ada tiga unsur yang tidak boleh ditinggalkan untuk pendidikan yaitu Guru, Karyawan dan Peserta Didik, dalam beberapa hal dan kejadian tertentu, sekolah bisa berjalan antara guru dan peserta didik, tanpa melibatkan karyawan, bahkan model pendidikan home schooling, guru dan karyawan tidak pernah diikutsertakan. Anak dapat belajar dengan orangtua atau lingkungan.
Namum yang terjadi di sekolah pada umumnya, guru dan karyawan seakan menjadi sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, dalam pendidikan yang sekarang kita kenal ini, proses belajar mengajar banyak melibatkan antara guru dan karyawan, Guru berperan sebagai tenaga pendidikan, yang setiap saat untuk mengemban amanat sebagai pendidik dan pengajar. Karyawan lebih banyak berkecimpung dalam kegiatan untuk menunjang proses belajar di sekolah.
Guru dan Karyawan memiliki tepoksinya masing-masing dibidangnya, tidak bisa dicampur adukan, guru berkewajiban untuk melakukan transformasi nilai kepada peserta didik, oleh karna tugas guru adalah melakukan alih pengetahuan kepada peserta didik, maka untuk menjadi guru harus memiliki syarat-syarat yang telah ditetapkan. Karena melaksanakan transformasi nilai kepada orang lain, guru harus memilki kwalifikasi. Transfer nilai, bukanlah sebuah pengetahuan yang asal menular, tapi harus didasari pada prinsip ilmiah, diterima dengan akal yang sehat. Ilmunya dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tugas seorang guru tidak bisa digantikan oleh sembarang orang.
Karyawan termasuk tenaga kependidikan, ia ditugasi pada pekerjaan tertentu, untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan, Karyawan juga harus memiliki bidang pekerjaan tertentu, dan memiliki kualifikasi tertentu, Pekerjaan yang diemban juga memiliki muatan yang harus dipertanggungjawabkan, Namun mereka tidak berhubungan langsung dengan peserta didik. Dalam kenyataan sekolah tak hanya melakukan transfer ilmu, tidak juga hanya aktifitas belajar mengajar. Namun yang lebih luas lagi, bahwa sekolah merupakan gerakan budaya, sekolah memiliki berbagai ragam kegiatan untuk menunjang proses sosialisasi baik dalam keluarga sekolah sendiri maupun masyarakat. Tetapi masih dalam rangka pembelajaran. Macam kegiatan ini , terkadang tak ada kaitan langsung dengan pelajaran, maka sekolah membentuk komunitas tertentu dengan tujuan yang telah ditetapkan, atau bahasa mudahnya adalah mengadakan kegiatan dengan membentuk kepanitiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar